Arsitek kemudian menjawab permasalahan tersebut dengan merancang Konsep Rumah Tumbuh dengan konstruksi 2,5 lantai, dimana rumah dibangun berdasarkan pada kemampuan budget dari pemilik rumah dan dilakukan secara bertahap yang dibagi menjadi 3 fase, fase pertama rumah dibangun untuk dapat dihuni sementara namun tetap berkelanjutan, kemudian fase kedua dibangun area ruangan yang dibutuhkan untuk 1 tahun kedepan sambil klien mengumpulkan dana untuk pembangunan di fase ketiga, dan fase ketiga mulai menyempurnakan rumah impian klien. Zonasinya dibentuk menjadi, area lantai 1 merupakan area publik yang terdiri dari ruang tamu, dapur & makan, serta satu kamar tidur. Kemudian naik 1 lantai di terdapat area semi private yaitu area kamar tidur utama, kamar tidur tamu, dan kamar mandi bersama. Hunian ini juga terdapat rooftop yang pemilik ingin manfaatkan sebagai tempat santai dan area penghijauan. Dalam fase ketiga Arsitek juga menambahkan sistem rain water harvesting dan solar panel sesuai request dari klien agar lebih menghemat air dan energi listrik dirumah. Material furniture yang terdapat pada hunian ini memakai kayu sampoerna, kayu dari pohon karet yang ramah lingkungan, anti rayap dan anti jamur.